Yang Hilang yang Dicari
Materi Tayang AIHQ
DK PSDM ODOJ
????Oase Dakwah
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Senin, 22 Januari 2024
Yang Hilang yang Dicari
Oleh: @umarhidayat75
Yang telah hilang dalam masyarakat modern sekarang ini adalah ketentraman hidup. Banyak orang disibukan dengan urusan pekerjaan, berburu karir, berlomba dunia, sampai rasa lelah terus membuntutinya. Pergi pagi-pagi pulang petang-petang hampir pagi lagi. Hidup terus dikejar-kejar. Hidup jadi tidak tentram.
Bagi mereka yang sudah berlimpah harta pun semakin merasa tidak tentram karena masih harus terus mengejarnya dan menjaganya. Bagi mereka yang memiliki jabatan disibukan dengan rutinitas dan memikirkan setoran, telat sedikit saja hidup jadi terguncang. Belum bagi mereka yang menjabat dengan kecurangan. Belum bagi mereka yang dirundung dan dikejar hutang, siangnya malu ketemu orang malamnya gelisah mata tak bisa terpejam. Begitupun mereka yang berbuat kesalahan.
Ketentraman hidup bukan berarti diam tidak ngapa-ngapain, justru dengan jiwa yang tentram menjadi energi yang luar biasa. Dari ketentranan jiwa hidup jadi lebih progresif, produktif, dinamis dan terus menuju perubahan yang lebih baik.
Bagaimana caranya agar hidup menjadi tentram di tengah hiruk pikuk dunia dan para penghuninya yang beragam. Pertama, hidup jangan terlalu didominasi rasa khawatir. Kekhawatiran biasanya muncul karena keinginan dan ketidakpastian. Semakin besar keinginan dan ketidakpastian akan semakin besar kekhawatirannya. Keinginan, terutama saat kita “salah ingin”. Apa yang diinginkan tidak sesuai kenyataan. Sedang Kenyataan yang ada tak diinginkan. Terlalu berharap pada yang belum ada; yang belum ada terus dicari yang sudah ada tak disyukuri.
Agar tak terlalu khawatir kata Nabi jangan terlalu banyak keinginan. Apalagi keinginan itu diluar kemampuannya atau “salah ingin” itu. Atas apa yang diinginkan pasrahkanlah padaNya, berdoalah, mintalah keridhloan padaNya. Ikhtiar tetap dilakukan maksimal dan sesuai kemampuan. Begitupun pada ketidakpastian. Lakukan yang bisa kita lakukan, dan yang tidak bisa kita lakukan serahkan titipkan padaNya.
Kedua, jangan suka berharap pada (manusia) orang lain. Rumusnya jelas saat kita berharap pada manusia (apalagi bergantung padanya) pasti akan kecewa. Dan saat kecewa seseorang akan berpikir dan terdominasi perasaan negatif; inilah yang menggelisahkan jiwanya. Membuat kita tidak tentram.
Berharaplah hanya pada Allah saja yang akan membuat hidup tentram. Saat kita mau memberi, berilah. Saat kita mau bantu, bantulah. Kita mudahin orang, kita ringan orang, kita doakan orang; ya sudah lakukan saja. Dan iringilah hanya berharap padaNya. Jangan berharap apapun pada manusia. Jika masih berharap pada manusia, Allah akan timpakan padanya pahitnya berharap pada manusia.
Yakinlah Allahlah yang akan ngebalasnya. Tak usah khawatir, apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai. Apa yang kita berikan itulah yang akan kita dapatkan. Prinsip Inilah yang membuat kita tentram. Karena pada akhirnya transaksinya bukan antara kita dan dia, tapi kita denganNya.
Ketiga, Miliki Mental pemberi bukan penerima. Teruslah berbanyak memberi dan memberikan lebih banyak kepada orang lain, walau kita tak mendapatkan apa-apa. Segala sesuatu yang kita lalukan kepada orang lain sesungguhnya akan mbalik pada kita sendiri. Kalau kita memberi berbanyak pada orang lain, itu artinya kita sedang manbung kebaikan dan suatu saat pasti akan kembali pada kita. Yakinlah tidak akan tertukar; kebaikan pasti akan dibalas kebaikan, begitu pun keburukan. Ini sudah sunatullah, hukum kehidupan.
Berikan apa yang ada pada mereka yang membutuhkan, pasti Dia akan membalasnya. Bahkan melimpahkannya. Maka sesungguhnya memberi itu menentramkan, ketika banyak memberi tapi tak berharap kembali, kecuali balasan dari Dia.
Keempat, berhenti membenci orang lain. Ternyata kebencian terhadap orang lain justru berdampak ketidaktentraman hidup kita. Kenapa? Jangan salah, membenci orang lain itu menguras energi kita. Karena Orang yang membenci orang lain biasanya komitmen terhadap kebenciannya sangat tinggi dan mendominasi kehidupannya; menguras waktu tenaga dan pikirannya. Susah untuk melepaskan dan mengakhirinya. Bahkan biasanya ia terus mengingatnya dan memikirkannya. Sampai-sampai tidak bisa tidur, kebawa mimpi, dan gelisah dan tidak menentramkan hidup, akhirnya tidak bisa ngapa-ngapain.
Pantaskah waktu yang kita miliki dihabiskan untuk membenci orang lain? Tenggelam dalam kebencian hingga melupakan orang-orang yang dicintai? Maka berhentilah dan tinggalkan membenci orang lain. Lebih baik salurkan energi kita ke yang lebih positif dan menentramkan.
Jika ada yang salah, sudahlah maafkan. Sebab memaafkan itu melegakan. Alangkah tentram dan bahagianya orang yang melepaskan diri dari rasa benci pada orang lain dan menggantinya dengan saling mencintai.
Tentramnya hati, jiwa dan pikiran kita akan menentukan kualitas kehidupan kita. Kegelisahan hidup hanya akan menyisakan umur yang sia-sia. Untuk semua ini kita butuh riyadhah karenaNya.
Wallahu’alam bishowab.
===========================
AIHQ – DK PSDM ODOJ
AIHQ/778/22/01/2024
oaseodoj@gmail.com
Fp : AIHQ Onedayonejuz